Jumat, 06 Juli 2018

UCAPAN SYUKUR DIBALIK KEKACAUAN


1 Kor. 1:4-9
 Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.

Surat 1 Korintus ini ditulis oleh Rasul Paulus sendiri saat ia sedang berada dipenjara Roma. Kota Korintus sendiri merupakan salah satu ibukota Yunani pada saat itu kota ini juga merupakan salah satu pusat perdagangan bersama dengan beberapa kota lain seperti Efesus, dll.
Pada saat Paulus menulis surat ini, keadaan jemaat di Korintus sedang dalam kekacauan moral yang begitu rupa. Diantara mereka banyak yang mesuk dalam kesesatan karena penyimpangan ajaran-ajaran dewa-dewa Yunani pada saat itu.
Dibagian lain dalam kehidupan berkeluarga, mereka juga mengalami degradasi moral yang luar biasa. Juga didalam pelayanan dengan berbagai karunia yang mereka miliki, mereka saling beranggapan bahwa karunia merekalah yang paling baik daripada yang orang lain miliki.
Melihat situasi seperti ini, rasul Paulus sangat ingin menasehati mereka dengan kasih. Hal ini nampak dari ayat 3, Paulus megatakan bahwa ia mengucap syukur kepada Tuhan karena mereka. Kalimat pembuka ini sengaja diberikan Paulus kepada jemaat agar dalam teguran-teguran yang ia sampaikan dalam pasal-pasal selanjutnya dapat diterima oleh jemaat.
Kisah ini mengajarkan kepada kita juga sebagai orang percaya dalam mengahadapi situasi yang membuat kita marah atau ada orang-orang yang sengaja membuat kita marah, kita dapat mengatasinya dengan kepala dingin atau menegurnya dengan kasih sehingga kitapun tidak mengalami penolakan.
Dibagian lain, kit  a juga dapat belajar dari gaya hidup jemaat Korintus, untuk tidak berlaku sombong dengan setiap kepercayaan yang TUHAN berikan kepada kita, terutama dalam karunia!
Karena hebat bagaimanapun kita dengan karunia yang kita miliki tetapi jika kita kehilangan sikap rendah hati atau hati yang penuh dengan kasih, maka sesungguhnya pelayanan-pelayanan yang kita lakukan, hanyalah kesia-siaan belaka!
Karena itu Rasul Paulus dalam 1 Kor. 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Milikilah 3 hal ini, niscaya kita akan semakin berkenan dihadapan TUHAN! Amin.
= Mama Rama = 

Kamis, 28 Juni 2018

RAHASIA MEMPEROLEH KEMENANGAN


I Taw. 14:8-17

Setiap orang pasti pernah mengalami peperangan dalam hidupnya! Peperangan tidak selalu identik dengan saling membunuh secara fisik, tetapi juga berbicara tentang perjuangan dalam menghadapi persoalan dalam perjalanan kehidupan!
Kisah Daud melawan Filistin dalam pembacaan diatas memberikan beberpa pelajaran bagi kita untuk memperoleh kemenangan saat berada dalam “peperangan”.
I.      Tidak Menyerah Dengan Keadaan (Ayat 8)
Saat Daud mendengar bahwa orang Filistin ingin berperang melawannya, yang Daud lalukan bukanlah melarikan diri, melainkan ikut maju untuk menghadapi mereka. Daud sadar bahwa dengan melarikan diri atau menghindar dari masalah bukanlah jalan keluar dari masalah itu tetapi hanya akan menambah masalah yang lebih berat lagi. Dalam kehidupan juga harus demikian! Masalah itu ada bukan untuk dihindari, namun harus dihadapi dengan keberanian atau pantang menyerah!

II.    Tidak Gegabah Mengambil Keputusan/ Selalu Bertanya Pada TUHAN (Ay.10)
Saat Daud maju untuk menghadapi tentara Filistin, ia tidak bertindak gegabah! Hal yang dilakukan Daud ialah bertanya kepada Tuhan! Kesadaran Daud bahwa tanpa Tuhan, kemenangan tidak akan ia peroleh. Kesadaran yang sama juga harusnya ada didalam kehidupan kita! Sadar bahwa tanta Tuhan kita takkan pernah mampu menghadapi persoalan hidup kita.

III.  Jangan Pernah Bersandar Pada Pengalaman! (Ay.14)
Pengalaman merupakan guru yang baik untuk memperoleh keberhasilan! Bagi Daud untuk memperoleh keberhasilan adalah bukan tertelak pada pengalamannya berperang waktu mengusir orang Filistin pada tahap awal, namun pada saat ia mendapat arahan Tuhan! Karena itu Daud tidak maju dengan cara yang sama! Yang dilakukannya ialah kembali meminta petunjuk Tuhan. Dan kenyataannya cara Tuhan berbeda dengan cara sebelunya. Dalam menghadapi persoalan seringkali kita memakai pengalaman kita yang lama, tanpa lebih dulu meminta arahan Tuhan, akhirnya gagal, lalu mulai menyalahkan Tuhan. Padahal Tuhan punya cara lain bagi kita untuk membebasan kita, namun kitanya yang malas datang meminta kepada Tuhan. Hari ini kita belajar untuk selalu mengandalkan Tuhan! Diluar Tuhan kita kosong! Amin.
                                                             = Mulyadi Bengkari =

Senin, 07 Mei 2018

“RAHASIA MEMPEROLEH JANJI TUHAN"


Yosua 14:6-15

Dalam kehidupan kekristenan, banyak orang gagal dalam memahami janji Tuhan! Inilah alasan dari sekian banyak orang yang meninggalkan Tuhan, karena menganggap bahwa Tuhan tidak sanggup menepati janji Tuhan. Masalah sebenarnya yang mereka miliki adalah kurangnya persekutuan yang sungguh-sungguh dengan Tuhan.
Tuhan bukanlah hamba yang seenaknya saja diperintah untuk memenuhi kebutuhan kita manusia! Dia adalah Allah yang selalu bekerja dengan rancangan-Nya, dan rancangan-Nya itu jauh melampaui segala rancangan manusia.
Pada bagian ini kita akan belajar dari Kaleb untuk mengetahui rahasia apa saja yang dimilikinya untuk memperoleh janji Tuhan baginya untuk memberikan Hebron sebagai milik pusakanya.

1.          Memiliki Integritas yang Tinggi (Ay.7)
Pada saat Musa mengutus 12 orang dari antara bangsa Israel untuk pergi dan mengintai tanah yang akan diberikan Tuhan kepada bangsa Israel, sepuluh diantaranya pulang dengan membawa kabar yang menggentarkan hati bangsa itu, namun berbeda dengan Kaleb dan Yosua (2 dari keduabelas pengintai). Ayat 7 dalam pembacaan ini menuliskan bahwa Kaleb pada saat itu berkata dengan sejujur-jujurnya! Ini merupakan rahasia pertama untuk memperoleh janji Tuhan!

2.          Mengikuti  Tuhan Sepenuh Hati (Ay.10)
Pada saat ayat 10 ini ditulis, usia daripada Kaleb telah 85 tahun. Pada masa mereka tidak semua orang yang keluar dari Mesir dapat berahan hidup sampai pada tanah Peranjian kecuali Kaleb dan Yosua! Kaleb menyadari bahwa itu semua karena pemeliharaan Tuhan yang sempurna atas kehidupannya.
Selalu ada alasan bagi Tuhan untuk memelihara orang-orang yang dikasihi-Nya! Dan alasan mengapa Kaleb dipelihara oleh Tuhan sehingga Ia luput dari kematian orang-orang sebangsanya dipadang gurun, ialah karena mengikuti Tuhan dengan segenap hatinya! Saat kita merindukan janji Tuhan terealisasi dalam kehidupan kita, hendaklah kitapun sepenuh hati dalam mengiring Tuhan.

3.          Selalu Sabar & Setia (Ay.10)
Dalam ayat 10 juga menuliskan bahwa Kaleb telah menunggu hingga 45 tahun lamanya untuk janji Tuhan tergenapi dalam hidupnya. 45 tahun bukanlah waktu yang singkat, namun Kaleb tetap sabar dan setia!
Terkadang janji Tuhan, Dia berikan segera, namun tidak menutup kemungkinan untuk Tuhan menunggu waktu yang tepat untuk janji-Nya. Waktu Tuhan bukanlah waktu kita! Ia tahu kapan saat yang tepat untuk menolong kita. Intinya adalah bagaimana kita mau tetap bersabar dan setia dalam menanti.
Yang terpenting dari janji-janji Tuhan buat kita adalah bukan mengenai apa yang menjadi bagian milik kita saat didunia ini. Hal-hal itu memang cukup penting, namun yang paling penting adalah mengenai apa yang akan menjadi milik kepunyaan kita dalam Kerajaan-Nya yang mulia! Amin.

= Obadja Boys =

Selasa, 11 Juli 2017

JANGAN PERNAH MENYERAH



TUHAN tak pernah janji langit selalu biru
tetapi DIA berjanji selalu menyertai
TUHAN tak pernah janji jalan selalu rata
tetapi DIA berjanji berikan kekuatan...

jangan pernah menyerah
jangan berputus asa
muzizat TUHAN ada
saat hati menyembah

jangan pernah menyerah
jangan berputus asa
mujizat TUHAN ada
bagi yang setia dan percaya

TUHAN tak pernah janji langit selalu biru
tetapi DIA berjanji selalu menyertai
TUHAN tak pernah janji jalan selalu rata
tetapi DIA berjanji berikan kekuatan...

jangan pernah menyerah
jangan berputus asa
muzizat TUHAN ada
saat hati menyembah

jangan pernah menyerah
jangan berputus asa
mujizat TUHAN ada
bagi yang setia dan percaya

Senin, 03 Juli 2017

SIAPA MENABUR KASIH, IA MENUAI KASIH




Maz. 126:5-6 "Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan airmata, akan menuai dengan sorak sorai... orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih
pasti pulang dengan sorak - sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Jumat, 30 Juni 2017

Sikap Yang Mendatangkan Hukuman Allah


Baca dulu (Pengkhotbah 5:1-7)

Orang mudah mengucapkan sumpah dalam percakapan, pengadilan, janji setia, bahkan ada orang Kristen yang berani bersumpah demi nama Tuhan untuk menutupi kebohongannya atau memperoleh keinginannya.

Sebenarnya, sumpah yang mudah diucapkan berasal dari perkataan berlebihan seperti: ujaran "kotor", sombong, sembrono, fitnah, dll. Kata serupa ini tidak layak diucapkan oleh anak Tuhan sebab mendatangkan hukuman Tuhan (Mat. 12:36-37). Sumpah yang diucapkan dengan menyalahgunakan nama Tuhan demi kepentingan diri menyatakan sikap tidak menghormati Tuhan (Pkh. 5:1-3). Sikap ini dimulai dari hati yang tidak tertuju kepada-Nya (ayat 4:17). Pernahkah Anda membaca tanda peringatan "Awas! Ada anjing galak!" Tanda ini diberikan agar tamu yang berkunjung hati-hati saat masuk rumah itu sebab penghuni rumah memelihara seekor anjing. Cara aman untuk memasuki rumah itu adalah dengan berjalan di samping tuan rumah. Kita pun memerlukan peringatan serupa agar tidak menimbulkan dosa (ayat 5:5). Apabila kita sadar bahwa kita berjalan bersama dengan Tuhan maka kita akan menjadi lebih berhati-hati dengan sumpah, perkataan berlebihan dan semua tindakan (ayat 5:6).

Cara untuk menjaga perkataan dan tindakan kita memperkenan Tuhan adalah berjalan bersama Tuhan. Hiduplah dengan kesadaran penuh bahwa Tuhan melihat dan mengawasi perkataan dan perbuatan kita meskipun Ia tidak hadir secara fisik.

"Alasi tiap perkataan dan tindakan atas pertimbangan yang cermat"

Sabtu, 17 Juni 2017

Tuhan Pertolonganku



Mazmur 121:1-8 Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? 
Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. 
Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. 
Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. 
TUHANlah Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. 
Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. 
TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. 
TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya. 

Dalam dunia yang penuh tantangan dan ancaman, kita memerlukan pertolongan sejati. Pemazmur menyadari ketiadaan pengharapan baik dari dirinya maupun orang lain. Ia mencoba mengarahkan pandangannya ke gunung-gunung, namun di sana pun ia tidak melihat secercah harapan. Akhirnya pemazmur menyadari dan menyatakan dengan tegas bahwa "pertolonganku ialah dari Tuhan". Ialah Pencipta yang Mahakuasa dan Penjaga yang tidak pernah terlelap. Seringkali kita mencari pertolongan pada sesuatu yang tampaknya mampu menolong, namun pada akhirnya kita harus mengakui bahwa tak ada pertolongan lain selain di dalam Tuhan, Penjamin hidup kita.

Tuhan penjagaku. Dalam keadaan bahaya, sangat dibutuhkan penjagaan ketat. Hal ini sangat terasa di sekitar kita yang saat ini banyak ketidakamanan dan ketidaknyamanan. Dalam lingkungan rumah kita, mungkin diberlakukan jadwal siskamling untuk menjaga keamanan. Harus diakui bahwa tak seorang pun mampu berjaga- jaga sepanjang hari tanpa istirahat. Kita berusaha memiliki tempat perlindungan yang senantiasa siaga, yakni Penjaga Israel, Allah kita. Ia bukan saja mampu bertahan menghadapi bahaya, namun secara aktif melindungi umat-Nya. Tak ada Penjaga lain yang sanggup berjaga-jaga seperti Dia.

#Sumber Santapan Harian 1999